Keberadaan Pesantren Al-Qur’an dan Wirausaha “Ahsanu Amala” saat ini, dimulai dari sebuah keyakinan, bahwa tak ada yang tak mungkin dengan izin Allah Ta’ala, bi Iznillah…. Sebenarnya gagasan untuk membuat Yayasan sebagai wadah amal shalih oleh putera-puteri dan cucu-cucu H.Achmad Hasan (Alm) dan Siti Khodijjah (Almh) telah diwacanakan sejak lama. Setelah keduanya wafat pada tahun 1998 dan 2007. Tapi karena banyak hal, ide mulia itu belum terwujud.
Baru pada tahun 2009 gagasan ini mulai mengemuka kembali. Saat itu beberapa putera H.Achmad Hasan (Alm), yaitu : Sofyan Achmad, Agus Bajuri, Saefuddin Zuhri dan Subhan Afifi diminta untuk segera mewujudkan gagasan lama itu dengan berkunjung ke Taliwang. Subhan Afifi yang tinggal di Yogyakarta mengajak serta Ustadz Bagus Priyo Sembodo ketika melihat pertama kali lokasi tanah wakaf itu. Sang Ustadz diharapkan dapat memberikan masukan berharga terkait rencana akan diapakan tanah wakaf itu.
Tanah wakaf itu ternyata sungguh indah.. berada di tengah areal persawahan yang menghijau. Belum ada akses jalan ke sana. Hanya ada jalan setapak yang biasa dilewati para petani. “SubhanaAllah… ini bagus sekali untuk lokasi pesantren, tapi bagaimana cara membawa material jika kita akan membangun…” kata salah seorang yang ikut meninjau lokasi pertama kali. “Gampang…..nanti mobil atau track akan lewat pematang ini…” sambung salah seorang warga Taliwang yang ikut serta. “Gampang…!” atau “Ode” (kecilll !) memang menjadi kosa kata yang sangat sering diucapkan oleh warga Taliwang untuk membesarkan hati bahwa setiap persoalan ini hakekatnya mudah saja. Pasti ada jalan keluarnya.
Jalan setapak menuju Aha |
Hingga saat meninjau pertama kali itu, belum terfikir memang, bagaimana cara mewujudkan cita-cita besar itu. Selain ada keyakinan yang semakin mantap, bahwa tak ada yang tak mungkin, dengan izin Allah Ta’ala…
Survei lokasi sembari berfoto |
0 komentar:
Posting Komentar