Rabu, 16 Juni 2010

Siap Berjuang Melalui AHA Taliwang

Saya Firmansyah, warga asli Taliwang. Sejak menyelesaikan studi S1 saya di NW Lombok Timur, saya berketetapan hati untuk kembali ke kampung halaman. Cita-cita saya 1 saja, ingin membangun sebuah pondok pesantren atau sekolah Islam.

Ternyata, tidak lama setelah lulus, saya mendengar di kampung saya, Telaga Baru Taliwang, telah dirintis sebuah pondok pesantren yang menurut saya konsepnya bagus sekali. Belajar Al-Qur'an dan ilmu dien lainnya, tapi juga mempersiapkan santrinya untuk wirausaha. Saya pun jadi sering bertandang ke lokasi pesantren yang tidak jauh dari rumah saya. Menemui Ustadz Nyarno dan Ustadz Khairul, yang memang jauh-jauh datang dari Jawa untuk merintis pesantren itu.

Suatu pagi saya sedang di pesantren, salah seorang pengurus Yayasan Achmad Hasan Ali, Bapak Subhan Afifi, menelpon saya. Beliau menawarkan kesempatan yang luar biasa, apakah mau bergabung dan berjuang bersama di AHA Taliwang. Tanpa ragu saya katakan Ya..InsyaAllah. Inilah mungkin jalan yang ditunjukkan Allah Ta'ala untuk saya. Seperti yang saya cita-citakan.

Tanpa ragu pula saya nyatakan kesiapan saya untuk langsung meluncur ke Jogja seperti yang diminta Pak Subhan. Agar saya bisa mengikuti beberapa workshop dan pelatihan untuk mempersiapkan keterlibatan saya di AHA Taliwang.

Saya pun berangkat ke Yogyakarta. Ini pertama kali saya menginjakkan di kota Gudeg. Saya datang dengan satu niat: mencari ilmu sebanyak-banyaknya, untuk diterapkan kelak di Taliwang, tempat kami akan berjuang. Saya berangkat dari Taliwang, transit 2 hari di Mataram, dan terus melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta. Bus Safari Darma Raya Mataram-Yogyakara yang saya tumpangi berjalan lancar, hingga saya benar-benar sampai di kota pelajar. Walau pertama kali datang ke Jogja, saya tidak perlu bingung-bingung lagi, karena Pak Subhan Afifi sudah datang menjemput.

Hari Rabu, tanggal 19 Mei 2010, saya diajak mengunjungi kampus Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” di Jalan Babarsari. Hati merasa senang dan gembira ketika melihat kampus UPN. Ada nilai lebih yang saya dapatkan dan berbagai pangalaman yang saya rasakan walau baru pertama kali saya lihat. Pak Subhan menawari saya untuk ikut "Workshop Liputan Jurnalistik Antar Budaya" yang kebetulan sedang diadakan Jurusan Komunikasi UPN. Tentu dengan senang hati saya iya-kan. 2 hari saya ikut workshop itu. Sehari untuk teori, dan hari kedua untuk praktek lapangan berupa membuat liputan ke kampung turis di kawasan Mulioboro. "Kelak, keterampilan jurnalistik ini diperlukan untuk mengembangkan AHA Taliwang," kata Pak Subhan memotivasi saya.

Hari ketiga saya di Jogja, saya langsung diajak untuk berkunjung ke SDIT Hidayatullah untuk melihat dan terjun langsung beberapa hari di sana. Saya mencermati perkembangan sekolah yang sekiranya bisa menjadi contoh kelak bila balik ke Taliwang. Ternyata sungguh luar biasa suasana sekolah itu. Bagaimana guru menyambut tamu dan murid di pagi hari, tata kerama warga sekolah hingga keceriaan dan kepatuhan siswa-siswi terhadap peraturan sekolah tanpa tekanan, membuat saya terkesan. Sekolah itu menerapkan kurikulum terpadu berbasis tauhid. Saya lihat siswanya mampu berkomunikasi dengan bahasa inggris yang baik, di tambah lagi dengan hafalan Juz Amma. Itu luar biasa. Sebelum belajar para siswa terlebih dahulu membaca Al-qur’an. Saat waktu shalat Dluha mereka pun tampak antusias, bergantian dan tertib, tanpa di kordinir oleh guru. Ternyata mereka sudah sangat terbiasa. Selama beberapa hari saya menimba ilmu di SDIT Hidayatullah. Diterima dengan baik oleh Kepala Sekolah, Pak Untung, dan segenap guru-guru. Apapun yang saya tanyakan, mereka jawab dengan terbuka dan antusias. Saya sungguh beruntung.

Minggu kedua saya diutus Pak Subhan untuk mengikuti Workshop Penyusunan Kurikulum PAUD yang diselenggarakan oleh TK Bintang Bangsaku. Saya pun berangkat naik kereta api. Alhamdulilah perjalanan lancar, sampai di stasiun Pasar Senen Jakarta. Di sana sudah di jemput juga oleh keluarga Ibu Nani Arifah, juga salah seorang pengurus Yayasan AHA Taliwang yang tinggal di Jakarta. Selama beberapa hari saya mengikuti Workshop yang benar-benar menguras energi dan fikiran. Tugas-tugas yang harus dibuat terkait dengan kurikulum benar-benar menantang buat saya. InsyaAllah ilmu yang saya dapatkan akan sangat bermanfaat untuk AHA Taliwang. Pak Subhan Afifi, sebagai Ketua Departmen Pendidikan AHA Taliwang bilang ke saya bahwa di tahun 2011, Pesantren AHA akan mendirikan PAUD dan TK. Jadi saya harus mempersiapkannya.

Dari Jakarta saya kembali ke Jogja. Meneruskan beberapa program pelatihan, terkait dengan komputer, internet dan manajemen. Saya juga sempat ke Solo, ke rumah Bapak Muchlis Joko Ahmadi, Ketua Departmen Ekonomi dan Usaha Produktif AHA Taliwang. Di sana, saya pun di training beberapa hari terkait kewirausahaan dan kepemimpinan. SubhanAllah..beliau mampu membakar semangat saya untuk berjuang.

Setelah sekitar sebulan berada di Pulau Jawa, sampailah waktunya untuk kembali. Saya pun pulang ke Taliwang untuk menerapkan ilmu yang saya peroleh. Bismillah..InsyaAllah saya siap untuk berjuang menegakkan agama Allah, melalui AHA Taliwang. Bersiap untuk meraih kemulian dengan amal terbaik...ahsanu Amala. (**Firmansyah)

Jumat, 23 April 2010

Kiat Sukses ala Chairul Tanjung

Chairul Tanjung berbagi rahasia suksesnya menjadi pengusaha. Menurut pria yang masuk dalam daftar 1.000 orang terkaya di dunia versi Majalah Forbes tersebut, modal utama untuk menjadi seorang pengusaha bukanlah modal yang besar.

Namun yang terpenting, seorang calon pengusaha tidak boleh cengeng dan mudah menyerah.

"Tanpa kerja keras ini semua omong kosong. Modal utama pengusaha adalah jangan cengeng, jangan mudah menyerah," kata Chairul saat ditemui dalam Pesta Wirausaha 2010 di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto Jakarta Minggu (11/4/2010).

Apa yang disampaikannya bukanlah omong kosong belaka. Namun lebih berdasarkan pada pengalamannya sebagai seorang pengusaha sukses. Ia mengaku saat memulai membangun kerajaan bisnisnya, ia sudah terbiasa bekerja lebih dari 18 jam per hari. Menurut Chairul, itu dilakukan untuk mewujudkan impiannya, yang sering dianggap terlalu.

"Anda semua akan dapat berdiri di sini menggantikan saya apabila bekerja keras. Dan dibutuhkan kemampuan entrepenuer dan manajerial yang baik. Tidak lagi semata-mata modal," ungkapnya di hadapan para wirausaha yang bernaung dalam wadah komunitas 'Tangan Diatas' (TDA).

Selain kerja keras, hal lain yang harus diingat adalah kerja ikhlas. Setelah itu, imbuh dia, baru menyerahkan segala hasil kerja keras yang dilakukannya kepada Tuhan.

Tips lainnya untuk menjadi seorang pengusaha sukses di tanah air yaitu harus mampu menciptakan bisnis yang tidak biasa (unusual). Dirinya mencontohkan bagaimana seorang pengusaha air mineral, AQUA, menciptakan peluang yang tidak dipikirkan orang kebanyakan sebelumnya. Dan akhirnya AQUA diikuti oleh banyak pengusaha lain untuk terjun di bisnis air kemasan.

"Kita juga ingat bagaimana Bill Gates menjadi pendiri Microsoft, dan menciptakan sistem komputer pertama yang dapat digunakan dengan mudah. Bill Gates juga tercatat sebagai yang paling sering masuk dalam orang terkaya di dunia. Sekarang siapa yang bisa menyaingi Microsoft. Begitu juga dengan AQUA. Tidak ada," paparnya.

Seperti diketahui, pada awal bulan lalu pemilik Para Group ini masuk ke dalam daftar 1.000 orang terkaya di dunia versi majalah forbes, dia menempati posisi 937 dengan jumlah kekayaan sebesar US$ 1 Miliar. Tahun lalu, pengusaha kelahiran Jakarta, 16 Juni 1962 ini juga masuk daftar 40 orang terkaya di Indonesia.

Selama ini, bidang bisnis yang pernah digeluti olehnya adalah bidang keuangan, properti, dan multimedia. Bahkan Chairul Tanjung pernah dinobatkan sebagai seorang tokoh bisnis paling berpengaruh di Indonesia oleh Majalah Warta Ekonomi.

Chairul bukan tergolong pengusaha "dadakan" yang sukses berkat kelihaian membangun kedekatan dengan penguasa. Mengawali kiprah bisnis selagi kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, sepuluh tahun kemudian ia telah memiliki sebuauh kelompok usaha yang disebut Para Group yang membawahi dua stasiun televisi yaitu Trans TV dan Trans7. Selain itu Chairul juga membidangi usaha sektor keuangan melalui PT Bank Mega Tbk.

Kelompok usaha ini dibangun berawal dari modal yang diperoleh dari Bank Exim sebesar Rp 150 juta. Bersama tiga rekannya yang lain, ia mendirikan pabrik sepatu anak-anak yang semua produknya diekspor.



Sumber : http://id.news.yahoo.com/dtik/20100411/tbs-kiat-sukses-ala-chairul-tanjung-dbd88cc.html

Kamis, 22 April 2010

Gerakan Satu Orang Satu Ayam : Peternakan Pesantren


Satu Orang Satu Ayam? Apa itu?

Seperti yang telah dijelaskan pada postingan terdahulu, yayasan AHA Taliwang sangat ingin melihat tumbuhnya bibit-bibit wirausahawan dari kalangan penduduk Taliwang khususnya. Selanjutnya, kami mendirikan Pesantren Al Qur'an dan Wirausaha, guna mewujudkan keinginan tersebut. Santri yang belajar di sini, selain dibekali ilmu agama, juga akan diasah kemampuan bisnisnya. Caranya, dengan menjalankan peternakan pesantren sebagai salah satu program pesantren.

Untuk mempercepat realisasi peternakan pesantren, sebagai langkah keluarga besar Achmad Hasan Ali bersepakat untuk melaksanakan Gerakan Bersama 1 orang 1 ekor ayam. Masing-masing anggota keluarga menyumbangkan 1 ekor ayam kepada pesantren untuk dikembangbiakkan oleh para santri. Gerakan ini diharapkan diikuti oleh masyarakat dan kaum muslimin.

Di samping itu, kami juga membuka kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh masyarakat dan kaum muslimin untuk berkontribusi lebih jauh untuk mewujudkan pesantren itu sendiri, yaitu dengan menyumbangkan satu atau beberapa item, di antaranya:
1. Dana atau uang tunai
2. Bahan pangan untuk kebutuhan santri tiap bulan
3. Material bangunan : semen, pasir, tegel keramik, dan sebagainya
4. Hewan ternak : ayam, sapi, atau kambing yang insya Allah akan dikembangbiakkan di pesantren

Demikianlah paparan kami, sekaligus tawaran bagi Anda untuk turut berpartisipasi. Dukungan semua pihak sangat diharapkan. Hanya kepada Allah Ta’ala kita menggantungkan semua niat dari segala kegiatan. RidhoNya yang menjadi tujuan, bukan yang lain.

Minggu, 18 April 2010

Karena Hidup tak Akan Berulang

“Dia lah yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya (ahsanu ‘amala); dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun.” (QS. Al Mulk: 2)

Hidup di dunia yang hanya sekali adalah pertaruhan dan ujian, dengan pilihan hasil yang sangat jelas : lulus atau tidak, meraih kemulian atau kehinaan, keberuntungan atau kerugian. Batasnya kongkrit, kriterianya gamblang. Kemuliaan hidup hanya dapat diraih dengan amal terbaik, bukan yang lain.

Jika kematian yang semakin dekat benar-benar merapat, adakah amal terbaik yang bisa jadi andalan dan layak dibanggakan di hadapan Allah Ta’ala? Jejak karya yang benar-benar dipersembahkan secara ikhlas dan mengikuti seruanNya.

Bumi Sang Khalik yang luas, di manapun itu, adalah hamparan ladang untuk sebanyak mungkin menebar kebaikan. Kita harus bergegas..Mengejar ketertinggalan, karena hidup tak akan berulang.

Selasa, 13 April 2010

Pengelola AHA Taliwang

PENGELOLA
YAYASAN “ACHMAD HASAN ALI” TALIWANG
PERIODE 2010-2015

Dewan Pendiri :
Ketua : Sofyan Achmad, S.Pi
Anggota :
1. Titik Faridah, S.Sos
2. Dra Hj Nani Arifah
3. Budi Arifin, ST
4. Drs Agus Bajuri MM
5. Khoiriah Utami, SH
6. Muchlis Joko Achmadi, SH
7. Dra Nur Hasanah
8. Dra Fitri Harianti
9. Saifuddin Zuhri, S.Pi
10. Subhan Afifi, M.Si

Dewan Pembina
Ketua : Ustadz H. Bagus Priyo Sembodo
Anggota :
1. H Agusfian Wahab SH
2. Ir H. Novizar Zen
3. Budi Yuwono, M.Sn
4. Arman
5. Armayadi

Dewan Pengawas
Ketua : Djoko Purnomo, SE
Anggota :
1. Budi Arifin, ST
2. Drs Slamet Mawardi
3. Drs Abdul Kadir

Dewan Pengurus
Ketua Umum : Drs Agus Bajuri MM
Wakil Ketua : Slamet Hasan SP
Sekretaris Umum : Dra Nur Hasanah
Wakil Sekretaris : Arif Rusadi, SE
Bendahara Umum : Khoiriah Utami, SH
Wakil Bendahara : Ir Nurmiyati

Departemen Pendidikan
Ketua : Subhan Afifi, M.Si
Anggota :
1. Dr. Basuki Agus Suparno
2. Dra Nani Arifah
3. A. Rachman S.Pd
4. Ariyati Susana
5. Ismi Hariyani

Departemen Ekonomi & Usaha Produktif
Ketua : Muchlis Joko Achmadi, SH
Anggota :
1. A.Thalib, S.Sos
2. Supardin SE
3. Ari Rusdianto SE
4. Hadun
5. Saiful

Departemen Sosial & Pemberdayaan Masyarakat
Ketua : Saefuddin Zuhri, S.Pi
Anggota :
1. Agus Salim, SE
2. Irawansyah SE
3. Indrayadi
4. Suhaib
5. Rachma

Departemen Pembangunan & Sarana Prasarana
Ketua : Arjunaidi.
Anggota :
1. Syamsuddin
2. Amek Tibo
3. Syarifuddin
4. Irwan Sari
5. Margaudin
6. Dedy M Shalih

Departemen Komunikasi dan Informatika
Ketua : Willy Satyo Prabowo, ST
Anggota :
1. Fajar Kurniawan, SE
2. Diyan Hadi Saputra, ST
3. Eri Adityo Wibowo, ST
4. Ramdhiani Wahyu Lina, SP
5. M. Ahsanuddin Anshori

Senin, 12 April 2010

Tentang AHA Taliwang

Yayasan Achmad Hasan Ali adalah sebuah yayasan sosial keagamaan yang didirikan oleh masyarakat Taliwang, Sumbawa Barat, NTB, berdasarkan Akta Notaris Indah Dugi Cahyono, Nomor 15/2010 tanggal 13 Maret 2010. Nama Yayasan diambil dari nama salah seorang tokoh masyarakat Taliwang : H.Achmad Hasan bin Hasan bin Ali (Alm) yang telah berkiprah bersama isterinya : Hj.Siti Khodijjah (Almh) dalam kegiatan dakwah dan pengembangan masyarakat. Yayasan ini didirikan untuk melanjutkan usaha membangun kemuliaan dengan amal terbaik yang telah dilakukan beliau berdua.

Visi : “Menjadi pusat kegiatan keIslaman yang unggul dengan amal terbaik”

Misi : - Membangun institusi pendidikan Islam unggulan
- Mengembangkan layanan sosial berkualitas
- Mengembangkan ekonomi produktif untuk kesejahteraan,
- Mengembangkan jejaring kerjasama regional, nasional dan internasional.

Berdasarkan visi misi yang terangkum dalam “Membangun Kemuliaan dengan Amal Terbaik” itu, Yayasan Achmad Hasan Ali, akan memfokuskan kegiatan pada 3 bidang utama, yaitu pendidikan, sosial dan ekonomi produktif.

Pendidikan merupakan investasi yang akan menjadi solusi beragam persoalan. Untuk itu pendirian sekolah Islam unggulan di tingkat dasar dan menengah menjadi program berkelanjutan Yayasan. Bentuknya, secara bertahap akan dirintis Sekolah Islam “Ahsanu Amala” (Play Group,TK,SD,SMA/SMK).
Pelayanan Sosial adalah spirit Islam sebagai bagi seluruh alam. Program-program seperti penyantunan dan pemberdayaan kaum dhu’afa dan anak-anak yatim, pembinaan pemuda dan remaja Islam serta pembinaan keluarga Sakinah, menjadi agenda penting.

Ekonomi Produktif menjadi bidang garap yang diarahkan untuk kemandirian yayasan dan kesejahteraan masyarakat. Unit-unit usaha dengan memperhatikan potensi sumber daya alam dan sumber daya insani di Taliwang akan digerakkan.

Semua kegiatan tersebut akan terangkum dalam sebuah proyek besar : Pembangunan Islamic Centre “Achmad Hasan Ali”. Islamic Centre ini nantinya akan menjadi pusat dakwah Islam melalui pengembangan pendidikan, layanan sosial dan pemberdayaan ekonomi ummat yang maju dan modern. Islamic Centre “Ahmad Hasan Ali” adalah sebuah cita-cita besar untuk membangun kemuliaan Islam dan kaum muslimin dengan amal terbaik (ahsanu amala). Pesantren Al-Qur’an dan Wirausaha Ahsanu Amala adalah program rintisan pertama dari proyek besar tersebut.